VIVAnews - Suasana di rumah duka di Kompleks Pelangi, Jl. WR Supratman No. 22, Bintaro mulai terlihat ramai. Beberapa kerabat dan sahabat Franky Sahilatua mulai berdatangan, diantaranya Garin Nugroho dan Panbers.
Sejumlah karangan bunga juga tampak di rumah duka. Karangan bunga, antara lain dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Taufiq Kiemas dan Pengusaha Suryo Paloh.
Rencananya, jenazah Franklin Hubert Sahilatua, atau yang akrab dipanggil Franky Sahilatua, akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Pelantun 'Perahu Retak' itu akan dibawa ke tempat peristirahatan terakhirnya besok, Jumat, 22 April 2011 pukul 14.00 WIB.
"Kami masih menunggu keluarga dari Belanda. Saat ini adik saya juga sedang dalam perjalanan kemari dari Singapura," kata Ken Noorca Sahilatua, putra pertama Franky, di rumah duka.
Anak kedua almarhum saat ini sedang kuliah di Singapura. Almarhum meninggalkan seorang istri Harwantiningrum dan dua anak Ken Noorca Sahilatua dan Hugo Delano Sahilatua.
"Dari tanggal 16, keadaan Papa udah nggak sadar, dibangunin dah nggak bisa. Posisinya tidur terus tapi masih stabil tekanan darahnya. Cuma tadi pagi jam 10 tekanan darah mulai turun, detak jantungnya turun, demamnya tinggi," ujar Ken.
Almarhum meninggal di RS Medika Permata Hijau pukul 15.15 WIB karena kanker sum-sum tulang belakang. Pada Juli 2010, Franky mengeluh sakit di bagian perut, dia sempat dibawa ke RS Bintaro.
Saat itu, dokter belum dapat menyimpulkan penyakit Franky. Kemudian dia dirujuk ke Singapura. Disana dia didiagnosis mengidap kanker.
Franky sempat menjalani biopsi dua kali di tulang ekornya. Setelah itu Franky menjalani kemoterapi. Sekitar tujuh bulan di Singapura, akhirnya Franky meminta pulang ke Indonesia.
"17 Februari pulang ke Jakarta, Papa menjalani pengobatan herbal, kondisinya agak membaik, makannya mulai gampang, ke belakangnya mulai lancar, sakitnya mulai berkurang," jelas Ken.
"Tapi Papa ngotot bikin lagu, hasrat untuk bikin lagunya itu lebih tinggi daripada kondisi badannya. Dokter udah khawatir tapi dia tetap bikin lagu. Setelah itu dia kondisinya mulai turun, mulai sering emosional, sering lupa. Sampai akhirnya dia dirawat di RS Medika."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar