VIVAnews - Sosok Franky Hubert Sahilatua cukup populer di industri musik Tanah Air. Ia mulai merebut perhatian publik setelah menyanyikan lagu soundtrack film laris 'Ali Topan Anak Jalanan'. Dan semakin tenar melalui duet dengan sang adik, Jeanne Sahilatua, pada pertengahan 1970.
Pria kelahiran 16 Agustus 1953 itu membangun kolaborasi apik bertajuk 'Franky & Jean'. Sedikitnya 15 album tercipta. Sejumlah hits pun melegenda seperti 'Gadis Kebaya', 'Bis Kota', dan 'Musim Bunga'. Hampir seluruhnya mengusung tema alam.
Kecintaannya pada musik tak terkikis saat Jeanne memutuskan hengkang dari dunia hiburan. Melihat Jeanne fokus ke keluarga, Franky merintis solo karier. Lagu-lagunya khas. Selain mengagung-agungkan alam, karyanya juga lekat dengan tema-tema kritik sosial.
Lagu-lagu seperti 'Terminal', 'Orang Pinggiran', 'Perahu Retak', 'Menangis', dan 'Di Bawah Tiang Bendera', 'Aku Mau Presiden Baru', dan 'Jangan pilih Mereka' adalah lagu-lagu yang menggambarkan kecintaan Franky terhadap negeri dan masyarakatnya.
Menjadi musisi populer tak pernah terbayang di benak Franky. Sejak kecil, ia justru terobsesi menjadi pelaut. Namun, cita-cita itu kandas karena orangtuanya, Hubert Johannes Sahilatua dan Theodora Joveva Uneputi-Sahilatua tidak setuju. Anak ketiga dari tujuh bersaudara ini pun harus mengubur obsesinya.
Ia merasa tergelincir masuk ke dunia musik. Semua bermula ketika ia didaulat mengisi acara perpisahaan semasa SMA. Membawakan lagu-lagu John Denver, ia mendapat sambutan meriah. Ia pun ketagihan tampil dan menjadi langganan pengisi acara di sekolahnya.
Kecintaannya bermusik terus mengembang hingga bangku kuliah. Niat menjadi penyanyi profesional pun tumbuh. Setelah memiliki cukup modal, ia merantau ke Jakarta mencari peluang untuk rekaman. Ia merambah panggung-panggung Ibu Kota.
Setelah dua tahun berjuang dengan tangan hampa, ia akhirnya merilis debut rekaman pada 1975.
Selama karier bermusiknya, Franky dikenal sebagai musisi berhati mulia yang selalu menyumbangkan hasil penjualan albumnya untuk membantu sesama. Seperti gempa di Yogyakarta, ia menyumbangkan hasil penjualan album 'Satu Hati' produksi Solidaritas Indonesia (Solid) untuk para korban.
Namun kini, salah satu legenda musik Indonesia telah pergi. Kanker sumsum tulang belakang merenggut nyawanya di Rumah Sakit Medika Permata Hijau, pukul 15.15 WIB, Rabu, 20 April 2011. (art)
Selamat jalan Franky Sahilatua...


Tidak ada komentar:
Posting Komentar